Sunday, April 22, 2018

BTTH Bab 1: Tak Lagi Jenius

"Dou Zhi Li, tingkat 3!"

Melihat 5 kata yang menyakitkan yang tertera pada Monumen Pengujian Magis, pemuda tersebut berdiri tanpa ekspresi, bibirnya ditekuk menjadi senyum simpul yang mengejek diri sendiri. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat, dan kukunya menusuk telapak tangannya, yang menyebabkan sekelumit rasa sakit.

"Xiao Yan, Dou Zhi Li, tingkat 3! peringkat: bawah!" di samping Monumen Pengujian Magis, seorang laki-laki paruh baya melihat pada hasil yang tertera di monumen tersebut, dan mengumumkannya dengan suara datar.

Segera setelah laki-laki tersebut selesai berbicara, orang-orang di lapangan tersebut mulai mengolok-olok pemuda tersebut.

"Tingkat 3? Hehhh, sudah kuduga. 'Jenius' ini lagi-lagi mundur selangkah."

"Aih, sampah ini benar-benar memalukan seluruh klan."

"Kalau bapaknya bukan pemimpin klan, sampah seperti ini sudah ditendang keluar. Ga ada yang perduli lagi, dan ga bisa lagi jadi parasit di rumah klan."

"Kok bisa pemuda yang dulu terkenal sebagai Jenius dari Wu Tan Cheng jatuh jadi seperti ini dalam waktu beberapa tahun saja?"

"Ga tau, mungkin dia berbuat sesuatu yang tak termaafkan dan menyebabkan kemarahan para dewa."

Olok-olok dan tertawaan yang ditujukan padanya datang dari segala penjuru, dan bergema di telinga pemuda tersebut, menusuk hatinya. Hal ini membuatnya sesak.

Dia mengangkat kepalanya, yang menampakan wajah yang halus dan lugu, mata yang hitam legam memandang orang-orang seumuran yang mengoloknya. Bibirnya, yang sebelumnya mengejek diri sendiri, berubah menjadi penuh kepahitan.

"Orang-orang ini, apakah mereka selalu sedingin ini? Atau karena 3 tahun lalu mereka terkagum-kagum ketika memberikan ucapan selamat, dan sekarang ingin menariknya kembali?" Xiao Yan berbalik dan berjalan dengan senyum pahit, kembali ke kerumunan orang-orang.

"Berikutnya, Xiao Mei!"

Mendengar suara sang penguji, sorang gadis remaja segera berlari dari kerumunan orang-orang. Saat gadis tersebut sampai di arena, suara keramaian mulai mereda dan setiap pasang mata memandang gadis itu dengan berapi-api.

Gadis remaja tersebut belum mencapai 14 tahun. Walau kecantikannya belum begitu nampak, wajahnya yang kecil dan kekanakan, ditambah dengan kepolosannya, menangkap perhatian para penonton.

Gadis itu dengan cepat melangkah maju dan meletakkan tangannya yang kecil ke atas monumen yang terbuat dari batu hitam. Perlahan, dia menutup matanya.

Seiring dengan tertutupnya mata gadis itu, monumen tersebut memancarkan sinar sekali lagi.

"Dou Zhi Li, tingkat 7!"

"Xiao Mei,Dou Zhi Li, tingkat 7, peringkat: atas!"

"Yes!" mendengar sang penguji membacakan hasilnya, gadis remaja tersebut tersenyum bangga.

"Ck ck, Dou Zhi Li tingkat 7. Mengagumkan! Kalau begini, dalam 3 tahun dia bakal mencapai Dou Zhe sesungguhnya."

"Dia benar-benar pantas disebut sebagai penerus klan."

Mendengar pujian dari kerumunan orang-orang, senyum gadis tersebut menjadi semakin lebar. Memuji diri sendiri, godaan yang tak dapat ditahan oleh banyak gadis...

Ketika sedang bercakap-cakap dengan anggota wanita lainnya, dia melemparkan pandangan ke orang-orang di sekitarnya, dan berhenti pada sesosok bayangan yang menyendiri, jauh dari kerumunan.

Mengerutkan keningnya, gadis tersebut memutuskan untuk tidak jadi menemui sosok tersebut. Di antara keduanya telah terbentuk jarak yang besar. Melihat pada performa Xiao Yan beberapa tahun belakangan, pada saat Upacara Kedewasaan diadakan, dia hanya akan mencapai tempat di barisan bawah anggota klan. Sedangkan gadis itu, dengan bakatnya, akan menjadi petarung yang penting, dengan demikian, akan dibina dengan baik. Tak ada batasan untuk masa depannya.

"Aih.." desahan yang tak dapat dijelaskan terdengar dari mulutnya. Xiao Mei mengenang kembali pemuda tersebut ke 3 tahun lalu, penuh dengan energi dan kebanggaan. Pada umur 4 tahun, dia mulai berlatih, dan pada umur 10 tahun telah mencapai Dou Zhi Li tingkat 9. Pada umur 11 tahun, dia melampaui pembatas Dou Zhi Li tingkat 10, dan berhasil memadatkan Dou Zhi Qi Zu nya. Dia menjadi Dou Zhe termuda sepanjang sejarah 100 tahun klan.

Pada saat itu, pemuda tersebut sangat percaya diri, dan kekuatannya membuat banyak gadis remaja tertarik padanya, termasuk Xiao Mei.

Namun, jalan dari seorang jenius selalu berliku. 3 tahun lalu, pemuda jenius ini, yang ketenarannya mencapai puncak, mengalami pukulan terberatnya. Kerja keras yang dia tu.
ang untuk mengumpulkan dan memadatkan Dou Zhi Qi Zu selama lebih dari 10 tahun, hanya dalam 1 malam, hilang begitu saja. Seluruh Dou Zhi Li di tubuhnya perlahan lenyap, dan rasa iba semakin bertambah.

Sebagai dampak dari hilangnya Dou Zhi Li, kekuatan fisiknya juga menurun.

Dari posisi seorang jenius, dalam 1 malam jatuh bahkan ke bawah orang biasa. Pukulan ini membuat pemuda tersebut kehilangan semangat untuk melanjutkan latihan. Kekaguman yang dulu menempel padanya, perlahan berubah menjadi hinaan dan makian.

Naik tinggi ke atas, dan jatuh terhempas - kejatuhan ini mungkin tak akan pernah bisa pulih kembali.

"Berikutnya, Xiao Xun Er!"

Di antara keriuhan, suara sang penguji terdengar kembali.

Mendengar nama yang cukup terkenal ini, keriuhan orang-orang itu mereda. Setiap pandangan diarahkan ke pemilik nama tersebut.

Berada di pusat perhatian, seorang gadis remaja berpakaian ungu berdiri dengan gemulai. Wajahnya yang tenang, lembut dan menawan tidak terpengaruhi oleh pandangan-pandangan tersebut.

Sikapnya yang tenang dapat dibandingkan dengan bunga teratai yang sedang mekar. Di umurnya yang relatif muda, gadis itu telah memiliki kharisma seorang wanita dewasa. Sulit untuk membayangkan apa pengaruhnya bagi kota dan negara saat ia beranjak dewasa.

Gadis berbaju ungu ini, jika dibandingkan dengan Xiao Mei dalam hal kecantikan, jelas terpaut jauh di atas Xiao Mei. Tak mengherankan jika orang-orang di lapangan itu bereaksi seperti ini.

Dengan langkah kecil yang gemulai, gadis bernama Xiao Xun Er berjalan menuju sebuah monumen batu. Ia mengulurkan tangannya yang kecil, lengan bajunya yang ungu dan bergaris hitam dan emas tergelincir ke arah lengannya, menampakkan pergelangan tangannya yang seputih salju. Ia meletakkan tangannya ke atas monumen batu tersebut.

Dalam keheningan, monumen itu kembali bersinar.

"Dou Zhi Li, tingkat 9, peringkat: atas!"

Melihat kata-kata yang tertera pada monumen itu, seluruh orang di lapangan itu terdiam.

".... Dia benar-benar mencapai tingkat 9, mengerikan! Posisi peringkat atas termuda di klan telah tergantikan, tanpa halangan sedikitpun, oleh Nona Xun Er!" Setelah keheningan itu, beberapa remaja akhirnya bersiul kagum, matanya penuh dengan hormat dan kekaguman.

Dou Zhi Li adalah hal yang penting dalam menjadi seorang Dou Zhe. Dou Zhi Li dibagi menjadi 10 tingkatan, dan ketika seseorang mencapai tingkat 10, ia akan dapat memadatkan pusaran Dou Qi dengan lebih baik, dan menjadi seorang Dou Zhe yang lebih dihormati!

Di antara kerumunan orang-orang, Xiao Mei menatap gadis berbaju ungu yang berdiri di depan monumen dengan rasa iri.

Melihat pada hasil yang ditunjukkan oleh monumen batu itu, sang penguji paruh baya yang biasanya berekspresi datar, tersenyum dan memberikan ucapan selamat kepada gadis itu: "Nona Xun Er, setengah tahun lagi, kamu akan dapat memadatkan pusaran Dou Qi. Jika berhasil, kamu akan menjadi seorang Dou Zhe pada umur 14 tahun, orang kedua yang dapat melakukannya di klan Xiao.

Ya, orang kedua. Orang pertama itu adalah sang jenus yang telah jatuh, Xiao Yan.

"Terima Kasih." Gadis remaja itu menganggukkan kepalanya, wajahnya yang tenang menunjukkan sedikit rasa bahagia karena pujian itu. Dia kemudian berpaling, dan di tengah perhatian kerumunan itu, dia berjalan perlahan menuju pemuda yang terkucilkan di barisan belakang.

"Kak Xiao Yan." Di samping pemuda itu, gadis itu berhenti. Dia memandang Xiao Yan dan memberi hormat. Wajahnya yang cantik dan lembut menunjukkan senyum yang memukau, yang dapat membuat gadis-gadis di sekitarnya menjadi iri.

"Apa yangmembuatku pantas untuk dipanggil seperti itu?" dengan pahit pemuda itu berkata, sambil menatap gadis yang dapat dianggap sebagai mutiara paling berharga dari klan. Gadis itu sejenak merasa kecewa, namun tetap menjaga sikap hormatnya.

"Kak Xiao Yan, kamu pernah berkata pada Xun Er - untuk meraih sesuatu, seseorang harus dapat mengikhlaskan. Seseorang akan benar-benar terbebas ketika ia dapat meraih dan mengikhlaskan dengan mudah." kata Xiao Xun Er dengan lembut, senyumnya penuh dengan kehangatan.

"Haha, benar-benar bebas? Aku cuma bisa bilang saja. Lihat aku sekarang, apakah terlihat seperti orang yang bebas? Sejak awal dunia ini bukan milikku." Xiao Yan menertawai dirinya sendiri, berkata dengan tanpa semangat.

Menghadapi Xiao Yan yang sedang muram, kening Xiao Xun Er berkerut sedikit, dan ia berkata dengan serius: "Kak Xiao Yan, walaupun aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, Xun Er benar-benar percaya bahwa kakak akan dapat bangkit kembali dan meraih kembali kejayaan dan kehormatan yang telah hilang..." Dia berhenti sejenak, wajahnya yang putih lembut sedikit memerah. "Dulu, banyak orang yang tertarik padamu..."

"Haha..." Mendengar gadis itu bersungguh-sungguh, dia tertawa getir, namun tidak mengatakan apa-apa. Orang lain akan terbuai oleh kata-kata itu, tapi dia tidak bisa, maupun tidak bersemangat untuk itu. Sebaliknya, dia berbalik dan berjalan menjauh dari lapangan itu.

Berdiri sambil memandang punggung pemuda yang kesepian itu, sang gadis sejenak ragu-ragu, sebelum mengejar pemuda itu dan berjalan beriringan dengannya. Sementara itu, terdengar siulan dari belakang.


Translated from: https://www.wuxiaworld.com/novel/battle-through-the-heavens/btth-chapter-1